Tetap setia dengan WhatsApp?
January 28, 2021
Aplikasi pesan kini masih didominasi oleh WhatsApp, setidaknya lebih dari 2 milyar pengguna harian memanfaatkan aplikasi ini. Sayang sekali, dominasi ini terancam runtuh karena perubahan kebijakan privasi yang baru-baru ini dikeluarkan oleh WhatsApp, sebagian besar kalangan menganggap ini sebagai ancaman keamanan data dan privasi pengguna.
Hal mengejutkan ini membuat gelombang eksodus besar-besaran para pengguna WhatsApp menuju aplikasi pesan alternative yang memiliki tingkat kepercayaan pengamanan data yang di anggap lebih baik, yakni Signal dan Telegram. Lantas anggapan ini dapat dibuktikan dan gerakan migrasi para pengguna ini dipandang sebagai pilihan yang tepat? Berikut sedikit ulasan mengenai ketiga aplikasi pesan tersebut.
Signal – Sekali lagi, Brian Acton, pendiri WhatsApp, berseberangan jalan dengan Facebook. Setelah menjual aplikasi yang membuatnya jadi milyarder kepada Facebook, Brian mendirikan Signal Messenger dan Signal Foundartion.
Keduanya merupakan produk Brian yang bertujuan untuk menghadirkan ekosistem pengiriman pesan digital yang lebih privat dan aman. Sama seperti WhatsApp, aplikasi Signal menggunakan enkripsi end-to-end. Artinya, tak ada pihak ketiga yang bisa mengakses data maupun informasi dari setiap pengguna.
Kebijakan Privasi Signal mengisyaratkan jika aplikasi hanya menggunakan nomor telepon sebagai bentuk verifikasi akun saja. Setelah itu, platform tidak akan memperhatikan akun pengguna. Untuk integrasi kontak, aplikasi bakal mengirimkan nomor telepon yang sudah melalui proses kriptografis.
Berbeda dengan WhatsApp, setiap kontak dan data pengguna tidak akan disimpan di server aplikasi. Sebagai tambahan, Signal memiliki banyak fitur keamanan. Contohnya seperti keamanan layar untuk mencegah tampilan aplikasi muncul pada jendela mengambang. Sehingga orang lain tidak akan bisa melihat pesan pengguna.
Pengguna juga bisa menambahkan PIN registrasi sebagai keamanan tambahan. Berkat keamanan tinggi itu pula, Signal hanya memperbolehkan back-up data secara manual –baik pada Android maupun iOS.
Telegram – Sudah lama Telegram menjadi salah satu kompetitor kuat WhatsApp. Bahkan sebelum kebijakan privasi baru WA dibuat.
Pada tahun 2017 lalu, Telegram sempat populer di Indonesia. Pasalnnya, platform pengiriman pesan ini disinyalir oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia menjadi wadah penyebaran radikalisme, terorisme, dan ujaran kebencian. Sehingga Telegram pun sempat diblokir pemerintah.
Blokir tersebut hanya berlangsung sementara. Dan kini, pengguna sudah bisa bebas memanfaatkan layanan aplikasi yang dikembangkan wirausahawan asal Rusia, Pavel Durov.
Dalam Kebijakan Privasi Telegram, platform ternyata hanya mengumpulkan data telepon maupun kontak ketika pengguna terhubung saja. Selain itu, aplikasi juga bebas mengakses nama akun serta foto profil penguna.
Berdasarkan klaim perusahaan, setiap data yang dikumpulkan tidak akan dipakai untuk menghadirkan iklan tertarget. Di samping itu, protokol keamanan yang dipakai berbeda dari WA maupun Signal. Telegram memakai protokol keamanan client-to-server.
Artinya, secara teknis, siapa pun yang bisa mengakses server Telegram, bisa membaca pesan yang kamu kirimkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Telegram menerapkan moderator dalam aplikasi serta algoritma otomatis. Fungsinya untuk mencegah kehadiran spam dan tindak penyalahgunaan di dalam platform.
WhatsApp – Kebijakan Privasi baru yang sedianya bakal diterapkan perusahaan pada 8 Februari nanti diperkirakan bakal mengubah wajah WhatsApp. Hasil pembacaan Kebijakan Privasi Baru tersebut, terdapat beberapa poin yang dianggap krusial bagi keamanan data pengguna.
Jenis data dan informasi yang bakal diambil perusahaan antara lain informasi akun –termasuk nama profil dan foto, pesan pengguna (termasuk pesan yang gagal terkirim serta media yang dikirimkan ulang), data kontak (kontak tersimpan, grup dan log pangilan), informasi status WhatsApp, serta data transaksi dan pembayaran.
Selain itu, berdasarkan keterangan pada kebijakan privasi baru, aplikasi juga bakal mengumpulkan data seputar perangkat. Contohnya seperti jenis perangkat, informasi jaringan, lokasi, cookies, informasi log aplikasi, konsumsi data dan daya.
Kebijakan Privasi baru yang sedianya bakal diterapkan perusahaan pada 8 Februari nanti diperkirakan bakal mengubah wajah WhatsApp. Hasil pembacaan Kebijakan Privasi Baru tersebut, terdapat beberapa poin yang dianggap krusial bagi keamanan data pengguna.
Jenis data dan informasi yang bakal diambil perusahaan antara lain informasi akun –termasuk nama profil dan foto, pesan pengguna (termasuk pesan yang gagal terkirim serta media yang dikirimkan ulang), data kontak (kontak tersimpan, grup dan log pangilan), informasi status WhatsApp, serta data transaksi dan pembayaran.
Selain itu, berdasarkan keterangan pada kebijakan privasi baru, aplikasi juga bakal mengumpulkan data seputar perangkat. Contohnya seperti jenis perangkat, informasi jaringan, lokasi, cookies, informasi log aplikasi, konsumsi data dan daya.
Selain ulasan di atas, berikut merupakan matrix perbandingan ketiga aplikasi tadi secara teknis.
Jadi, setelah membaca ulasan di atas, tetap setia dengan WA atau pindah ke lain hati?