Data Pribadi yang Paling Sering Terpapar dalam Kebocoran Data #SeriesAmankanDataPribadi
May 28, 2024
Para pelaku kejahatan siber sangat menyukai kebocoran data. Semakin besar volume dan semakin sensitif data yang bocor, semakin cepat dan agresif mereka dapat menggunakannya, menjualnya, dan memperoleh keuntungan.
Dalam dekade terakhir, ratusan organisasi global, termasuk pemerintahan, mengalami pelanggaran data. Ini mengakibatkan kebocoran informasi sensitif mengenai jutaan individu dari seluruh dunia. Diperkirakan, rata-rata, 300 juta orang terdampak oleh kebocoran data setiap tahunnya.
Kebocoran data seringkali melibatkan informasi pribadi seperti:
– Kartu kredit, detail bank, atau informasi finansial lainnya
– Nomor Jaminan Sosial
– Informasi SIM
– Alamat rumah
– Nomor telepon
– Kombinasi email dan kata sandi
– Catatan medis
– Data biometrik (sidik jari, foto wajah secara lengkap)
– Data perilaku (preferensi, riwayat aktivitas online) dan banyak lagi.
Pelaku kejahatan siber secara aktif:
– Mengumpulkan sebanyak mungkin data.
– Mencocokkannya untuk membangun profil korban potensial yang akurat (termasuk hubungan antar individu).
– Memanfaatkan data yang bocor untuk melancarkan serangan lebih lanjut yang lebih terarah dengan peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
Pelajaran yang dapat diambil adalah pentingnya kesadaran dan kehati-hatian dalam berbagi informasi pribadi. Di Indonesia, dengan populasi internet yang terus bertumbuh, kebocoran data menjadi isu yang serius. Pada tahun 2020 saja, Indonesia mengalami beberapa insiden kebocoran data besar yang mempengaruhi jutaan pengguna. Kejadian ini menunjukkan bahwa data pribadi seperti nomor identitas, alamat, dan data finansial sangat rentan terhadap serangan. Kesadaran untuk menggunakan fitur keamanan seperti autentikasi dua faktor dan pengelolaan kata sandi yang baik adalah langkah pertama dalam melindungi diri dari kejahatan siber.
Sayangnya, belum ada solusi universal yang dapat sepenuhnya mengeliminasi risiko kebocoran data. Namun, kesadaran dan literasi keamanan siber yang berkelanjutan adalah kunci untuk mengurangi risiko tersebut. Meningkatkan keamanan informasi pribadi dengan langkah-langkah praktis seperti rutin mengganti kata sandi, berhati-hati dalam membuka lampiran email, dan menggunakan layanan verifikasi keamanan online dapat membantu Tuan dan Puan menjaga data pribadi tetap aman.
#SeriesAmankanDataPribadi sebelumnya:
Bagaimana Aktivitas Online Kita Mengekspos Informasi Pribadi #SeriesAmankanDataPribadi | GovTech Kantor Staf Presiden